Gereja Mormon Dijelaskan: Keyakinan, Sejarah & Komunitas

by Jhon Lennon 57 views

Apa Itu Gereja Mormon Sebenarnya?

Mungkin kalian sering mendengar frasa "Gereja Mormon", tapi tahukah kalian bahwa nama resminya adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir? Ya, guys, itu dia nama yang sebenarnya! Ketika kita membicarakan Gereja Mormon, kita sebenarnya merujuk pada Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, sebuah agama Kristen restorasionis global yang memiliki jutaan anggota di seluruh dunia. Sebutan "Mormon" sendiri sebenarnya berasal dari Kitab Mormon, salah satu kitab suci utama mereka yang dianggap sebagai catatan kuno tentang hubungan Allah dengan para penduduk benua Amerika. Gereja ini percaya bahwa kitab ini merupakan kesaksian lain tentang Yesus Kristus, dan berfungsi sebagai pelengkap Alkitab. Jadi, jangan salah paham lagi ya, nama "Mormon" itu lebih seperti julukan yang melekat karena kitab suci mereka yang unik.

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir bukanlah sekadar sebuah denominasi Kristen biasa; mereka melihat diri mereka sebagai restorasi dari Gereja Yesus Kristus yang asli seperti yang didirikan di zaman Alkitab. Mereka percaya bahwa setelah kematian para Rasul Yesus, terjadi kemurtadan besar, di mana ajaran-ajaran dan organisasi Gereja diubah atau hilang. Oleh karena itu, bagi umat Mormon, seorang nabi modern diutus oleh Allah untuk memulihkan Gereja-Nya secara lengkap, termasuk imamat, tata cara, dan ajaran-ajaran yang benar. Restorasi inilah yang menjadi inti dari identitas dan misi Gereja ini, yaitu membawa kembali Injil dalam kepenuhannya kepada umat manusia. Mereka sangat aktif dalam menyebarkan pesan ini ke seluruh dunia, dengan puluhan ribu misionaris melayani di hampir setiap sudut bumi, berbagi keyakinan mereka tentang Yesus Kristus dan pesan restorasi. Mereka berfokus pada pembangunan komunitas yang kuat, menekankan nilai-nilai keluarga, layanan kepada sesama, dan kehidupan yang berpusat pada Injil.

Dalam Gereja ini, iman kepada Yesus Kristus adalah fundamental. Setiap ajaran, tata cara, dan praktik Gereja berpusat pada Juruselamat, Yesus Kristus, dan Kurban Tebusan-Nya yang tak terbatas. Mereka percaya bahwa melalui Yesus Kristus, semua umat manusia dapat diselamatkan dari dosa dan kematian, dan kembali hidup di hadirat Allah. Mereka menganggap diri mereka sebagai pengikut Kristus, dan berusaha untuk mengikuti teladan-Nya dalam segala hal. Komunitas mereka dikenal karena solidaritas dan dukungan bersama, di mana anggota saling membantu untuk tumbuh dalam iman dan mengatasi tantangan hidup. Jadi, ketika orang bertanya "apa itu Gereja Mormon?", jawabannya adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, sebuah gerakan keagamaan yang bersemangat, berpusat pada Kristus, dan memiliki sejarah yang kaya serta misi global yang kuat, semuanya berakar pada keyakinan akan restorasi Injil yang benar. Mereka percaya bahwa Allah adalah Bapa Surgawi kita, yang mengasihi kita dan memiliki rencana kebahagiaan bagi kita semua. Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih menghargai kedalaman dan luasnya apa yang mereka yakini.

Sejarah Singkat yang Menarik: Awal Mula Gereja Mormon

Sejarah Gereja Mormon atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ini benar-benar menarik dan penuh perjuangan, guys! Semuanya bermula pada awal abad ke-19 di wilayah bagian barat New York, sebuah periode yang dikenal sebagai "kebangunan rohani besar" di Amerika Serikat. Pada masa itulah, seorang pemuda bernama Joseph Smith Jr., yang masih sangat muda, merasa bingung dengan berbagai denominasi gereja yang ada dan tidak tahu harus bergabung dengan yang mana. Dia membaca Alkitab dan terinspirasi oleh ayat dalam Yakobus 1:5 yang mengatakan jika seseorang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah. Dengan iman yang tulus, Joseph memutuskan untuk berdoa kepada Allah di hutan dekat rumahnya pada musim semi tahun 1820. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai "Penglihatan Pertama", adalah titik balik fundamental dalam sejarah Gereja. Joseph bersaksi bahwa ia melihat dua Pribadi terang yang berdiri di atasnya. Salah satu dari mereka berbicara kepadanya, menunjuk kepada yang lain dan berkata, "Inilah Putra-Ku yang Kukasihi. Dengarkanlah Dia!" Salah satu Pribadi tersebut adalah Allah Bapa, dan yang lainnya adalah Yesus Kristus. Mereka memberitahu Joseph bahwa ia tidak boleh bergabung dengan gereja mana pun, karena semua gereja yang ada pada waktu itu "salah" dan "tidak memiliki kepenuhan Injil". Ini adalah awal dari restorasi Injil yang dipercayai oleh Gereja ini.

Beberapa tahun kemudian, Joseph Smith menerima instruksi dari seorang utusan surgawi bernama Moroni, seorang nabi kuno yang dulunya hidup di benua Amerika. Moroni menuntun Joseph ke sebuah lokasi di mana terdapat lempengan-lempengan emas yang berisi catatan kuno. Lempengan-lempengan inilah yang kemudian diterjemahkan oleh Joseph Smith melalui karunia dan kuasa Allah, dan hasilnya adalah Kitab Mormon: Kesaksian Lain tentang Yesus Kristus. Publikasi Kitab Mormon pada tahun 1830 adalah tonggak sejarah penting bagi Gereja. Buku ini menceritakan tentang peradaban kuno di benua Amerika, termasuk kunjungan Yesus Kristus kepada mereka setelah kebangkitan-Nya di Yerusalem. Kitab ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan Alkitab, melainkan untuk mendukung dan menguatkan kesaksian Alkitab tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya. Pada tanggal 6 April 1830, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir secara resmi diorganisasi, dengan Joseph Smith sebagai nabi dan pemimpin pertamanya. Sejak saat itu, para anggota Gereja, yang saat itu disebut "Orang-orang Suci," mulai menghadapi persekusi yang intens karena keyakinan dan praktik mereka yang unik.

Persekusi ini memaksa mereka untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain – dari New York ke Ohio, lalu ke Missouri, dan kemudian ke Nauvoo, Illinois. Di setiap tempat, mereka berusaha membangun komunitas yang makmur dan damai, tetapi seringkali dihadapkan pada kekerasan dan intoleransi. Puncak persekusi terjadi pada tahun 1844, ketika Joseph Smith dan saudaranya, Hyrum, dibunuh oleh gerombolan massa di Penjara Carthage, Illinois. Kematian Joseph Smith tidak menghentikan Gereja; sebaliknya, di bawah kepemimpinan Brigham Young, para anggota Gereja membuat keputusan epik untuk bermigrasi ke barat melintasi daratan Amerika Serikat yang belum terjamah. Ribuan Orang-orang Suci melakukan perjalanan yang melelahkan menuju Lembah Salt Lake di tempat yang sekarang menjadi Utah, sebuah perjalanan yang dikenal sebagai eksodus Mormon. Di sana, mereka akhirnya menemukan tempat di mana mereka bisa mempraktikkan iman mereka dengan bebas dan membangun sebuah komunitas yang kuat dan berkembang. Jadi, sejarah Gereja Mormon adalah kisah tentang wahyu ilahi, keberanian, iman, dan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan, membentuk sebuah agama yang kini dikenal di seluruh dunia. Ini benar-benar perjalanan iman yang epik!

Pilar-Pilar Kepercayaan Utama: Apa yang Dipercayai Umat Mormon?

Ketika kita menyelami kepercayaan umat Mormon, kita akan menemukan bahwa banyak ajarannya berpusat pada Yesus Kristus, namun ada juga beberapa poin unik yang membedakan mereka dari denominasi Kristen lainnya. Salah satu pilar utama kepercayaan mereka adalah Rencana Keselamatan, yang sering juga disebut Rencana Kebahagiaan atau Rencana Penebusan. Rencana ini mengajarkan bahwa kita adalah anak-anak roh dari Allah Bapa Surgawi, yang pernah hidup bersama-Nya sebelum kelahiran kita di bumi. Tujuan kedatangan kita ke bumi adalah untuk mendapatkan tubuh fana, memperoleh pengalaman, dan membuktikan apakah kita akan menaati perintah-perintah-Nya. Setelah kehidupan ini, kita akan mati dan kemudian dibangkitkan. Mereka percaya bahwa tujuan utama Allah adalah membantu kita kembali hidup di hadirat-Nya, dan Yesus Kristus adalah pusat dari rencana agung ini. Kurban Tebusan-Nya memungkinkan kita untuk mengatasi dosa dan kematian, serta kembali kepada Allah. Jadi, ini bukan sekadar tentang surga dan neraka, tapi sebuah perjalanan kekal yang terencana dengan matang oleh Bapa Surgawi yang penuh kasih.

Umat Mormon juga memiliki pemahaman yang berbeda tentang keilahian atau Godhead. Mereka percaya bahwa Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi yang terpisah dan berbeda, namun bersatu dalam tujuan dan kehendak. Mereka bukan satu esensi dalam satu wujud, melainkan tiga Pribadi yang sempurna dan ilahi yang bekerja bersama-sama. Allah Bapa adalah Bapa dari roh kita, Yesus Kristus adalah Putra-Nya dan Juruselamat dunia, dan Roh Kudus adalah anggota keilahian yang bersaksi tentang Bapa dan Putra. Ini adalah konsep Trinitas yang unik, berbeda dengan doktrin Trinitas yang umum di sebagian besar Kekristenan. Selain itu, mereka sangat percaya pada pentingnya imamat, yaitu kuasa dan wewenang Allah yang diberikan kepada pria yang layak untuk memimpin di Gereja, memberkati orang lain, dan melaksanakan tata cara-tata cara suci seperti pembaptisan dan penetapan. Mereka percaya bahwa imamat ini telah dipulihkan di zaman modern melalui Joseph Smith, dan ini merupakan otoritas ilahi yang esensial untuk fungsi Gereja.

Yang paling ikonik dalam kepercayaan Mormon mungkin adalah kuil-kuil suci mereka. Kuil-kuil ini berbeda dari gedung pertemuan biasa (sering disebut kapel atau ward building). Kuil adalah tempat suci di mana anggota Gereja yang layak dapat membuat perjanjian kudus dengan Allah, menerima tata cara-tata cara suci yang dirancang untuk mempersiapkan mereka kembali ke hadirat Allah, dan melakukan pekerjaan proksi bagi leluhur yang telah meninggal. Pernikahan kekal atau sealing adalah salah satu tata cara kunci yang dilakukan di kuil, di mana keluarga dapat "dimeteraikan" bersama untuk kekekalan, bukan hanya "sampai kematian memisahkan kita." Ini menunjukkan fokus sentral pada keluarga dalam teologi mereka. Mereka juga percaya pada nabi dan rasul modern, mengikuti tradisi Alkitabiah bahwa Allah terus berbicara kepada umat-Nya melalui para utusan yang berwenang. Presiden Gereja dianggap sebagai seorang nabi, pelihat, dan pewahyu, yang menerima arahan dari Allah untuk memimpin Gereja di zaman sekarang. Kitab Mormon, bersama dengan Alkitab, Ajaran dan Perjanjian, dan Mutiara yang Sangat Berharga, merupakan kitab suci yang menjadi landasan bagi ajaran mereka, semuanya bersaksi tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya. Ini semua membentuk kerangka iman yang mendalam dan komprehensif bagi para anggota Gereja.

Kehidupan Sehari-hari Umat Mormon: Komunitas dan Praktik

Kehidupan sehari-hari umat Mormon atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ini guys, sangatlah terstruktur dan berpusat pada keluarga serta komunitas. Salah satu aspek yang paling terlihat adalah fokus yang kuat pada keluarga. Mereka percaya bahwa keluarga adalah unit dasar yang paling penting dalam kekekalan dan di surga. Oleh karena itu, banyak praktik dan ajaran mereka dirancang untuk memperkuat ikatan keluarga. Setiap hari Senin malam, misalnya, banyak keluarga Mormon mengadakan Malam Keluarga, sebuah waktu yang didedikasikan untuk berkumpul, belajar Injil bersama, bermain game, dan memperkuat hubungan satu sama lain. Kegiatan ini adalah prioritas utama dan mendorong orang tua untuk secara aktif mengajar dan membimbing anak-anak mereka dalam nilai-nilai Injil. Mereka juga sangat menekankan pentingnya pernikahan yang sakral dan peran orang tua dalam membesarkan anak-anak yang saleh. Ini adalah cara hidup yang mendukung dan memperkuat unit keluarga di tengah dunia yang seringkali menantang.

Dalam struktur Gereja, para anggota dibagi menjadi unit-unit lokal yang disebut lingkungan (wards) atau cabang (branches), tergantung pada jumlah anggotanya. Setiap minggu, para anggota berkumpul di gedung pertemuan (kapel) untuk kebaktian hari Minggu, di mana mereka mengambil sakramen (perjamuan kudus), mendengarkan khotbah, dan belajar dari kitab suci. Yang menarik adalah semua posisi kepemimpinan dan pengajaran di tingkat lingkungan dan cabang diisi oleh anggota sukarela dari komunitas itu sendiri. Ini berarti tidak ada pastor atau pendeta yang digaji, dan semua orang bergiliran untuk melayani, mengajarkan pelajaran, atau memimpin unit-unit. Sistem ini mendorong partisipasi aktif dan rasa kepemilikan di antara anggota. Setiap anggota didorong untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya untuk melayani sesama, yang menciptakan lingkungan komunitas yang sangat kuat dan saling mendukung. Pelayanan adalah inti dari keberadaan mereka, dan kesempatan untuk melayani selalu tersedia, baik di dalam Gereja maupun di luar, seperti proyek-proyek kemanusiaan.

Salah satu praktik Gereja Mormon yang paling terkenal adalah pekerjaan misionaris. Kalian mungkin pernah melihat para misionaris muda yang memakai kemeja putih dan dasi, dengan papan nama "Penatua" atau "Sister." Mereka adalah para pemuda dan pemudi yang secara sukarela mendedikasikan 18 hingga 24 bulan hidup mereka untuk melayani sebagai misionaris penuh waktu, berbagi pesan tentang Yesus Kristus dan Gereja yang dipulihkan. Ini adalah pengalaman yang membentuk karakter dan seringkali menjadi sorotan dalam kehidupan mereka. Selain itu, Word of Wisdom atau Firman Kebijaksanaan adalah standar kesehatan yang diikuti oleh umat Mormon. Ini adalah hukum kesehatan yang mencakup pantangan dari alkohol, tembakau, kopi, dan teh hitam. Mereka percaya bahwa dengan mengikuti hukum ini, mereka diberkati dengan kesehatan yang lebih baik dan kejelasan pikiran. Terakhir, persepuluhan atau tithing juga merupakan praktik penting; anggota menyumbangkan 10 persen dari pendapatan mereka untuk mendukung pekerjaan Gereja di seluruh dunia, termasuk pembangunan kuil, gedung pertemuan, program pendidikan, dan proyek kemanusiaan. Semua praktik ini, mulai dari fokus keluarga hingga misi dan persepuluhan, membentuk gaya hidup yang disiplin dan penuh iman bagi umat Mormon, menciptakan komunitas yang erat dan berdedikasi.

Mitos dan Fakta Seputar Gereja Mormon

Seperti banyak agama lainnya, Gereja Mormon atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir juga tidak lepas dari berbagai mitos dan kesalahpahaman. Penting banget nih, guys, buat kita memisahkan mana yang fakta dan mana yang sekadar mitos biar kita punya pemahaman yang benar. Salah satu mitos yang paling sering muncul adalah tentang poligami. Banyak orang masih mengira bahwa umat Mormon mempraktikkan poligami secara aktif. Faktanya adalah, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir menghentikan praktik poligami secara resmi pada tahun 1890 dan sejak saat itu, siapa pun yang mempraktikkan poligami akan diekskomunikasi dari Gereja. Sejarah Gereja memang mencatat periode di mana poligami dipraktikkan, namun itu adalah kebijakan yang berlaku hanya untuk waktu tertentu sebagai ujian iman bagi para pemimpin awal dan anggotanya, yang kemudian dihentikan melalui wahyu ilahi. Jadi, jika kalian bertemu dengan seseorang yang mengaku Mormon dan mempraktikkan poligami, mereka bukanlah anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang sah.

Mitos lain yang sering beredar adalah anggapan bahwa Gereja Mormon adalah sekte atau kultus. Label ini seringkali dilekatkan pada kelompok agama yang memiliki kepercayaan atau praktik yang tidak konvensional, namun ini adalah kesalahpahaman besar. Faktanya, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah sebuah agama global dengan lebih dari 17 juta anggota di seluruh dunia, dan terus berkembang. Mereka memiliki struktur organisasi yang transparan, ajaran yang terbuka, dan sangat mendorong keterlibatan komunitas serta integrasi sosial. Tujuan utama mereka adalah untuk mengikuti ajaran Yesus Kristus, meningkatkan nilai-nilai keluarga, dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Mereka bukanlah kelompok yang mengisolasi anggotanya atau menuntut loyalitas yang merugikan. Sebaliknya, mereka mendorong anggota untuk menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, dan terlibat dalam kehidupan sipil serta sosial. Mereka sangat bangga dengan identitas Kristen mereka dan berupaya untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus Kristus.

Ada juga mitos tentang ritual rahasia atau ajaran tersembunyi di kuil-kuil Mormon. Ini juga tidak benar, guys. Faktanya, tata cara dan perjanjian yang dilakukan di kuil memang bersifat sakral dan suci, dan karenanya tidak dibicarakan secara sembarangan di luar kuil, tetapi mereka bukanlah rahasia. Tata cara ini sangat mirip dengan praktik-praktik kuno yang disebutkan dalam Alkitab, dan dirancang untuk membantu anggota membuat perjanjian pribadi dengan Allah dan memahami tujuan hidup yang lebih dalam. Sebelum seorang anggota memasuki kuil, mereka harus memenuhi standar kelayakan tertentu dan telah belajar tentang dasar-dasar kepercayaan Gereja. Ini bukan tentang kerahasiaan, melainkan tentang kekudusan dan rasa hormat terhadap tempat dan tujuan kuil tersebut. Semua ajaran dasar Gereja, termasuk tentang kuil, tersedia untuk umum. Jadi, jangan salah paham ya; yang ada hanyalah kesakralan, bukan kerahasiaan. Memahami fakta-fakta ini dapat membantu kita melihat Gereja Mormon dengan pandangan yang lebih akurat dan menghargai kontribusi positif mereka kepada masyarakat, serta keyakinan mereka yang mendalam pada Injil yang dipulihkan.

Bergabung dengan Gereja: Proses dan Maknanya

Bagi kalian yang mungkin tertarik atau sekadar ingin tahu lebih jauh tentang bagaimana seseorang bisa bergabung dengan Gereja Mormon, prosesnya sebenarnya cukup terstruktur dan penuh makna, guys. Ini bukan keputusan yang dibuat terburu-buru, melainkan sebuah perjalanan pribadi yang melibatkan pembelajaran, refleksi, dan komitmen. Langkah pertama biasanya dimulai dengan belajar tentang Gereja dari para misionaris. Para misionaris Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ada di mana-mana, dan mereka dengan senang hati akan mengajarkan pelajaran tentang Injil yang dipulihkan, sejarah Gereja, dan dasar-dasar kepercayaan. Pelajaran-pelajaran ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang apa yang dipercayai oleh umat Mormon dan bagaimana kehidupan Injil diterapkan. Selama proses ini, calon anggota didorong untuk membaca Kitab Mormon, berdoa untuk mendapatkan kesaksian pribadi tentang kebenarannya, dan mulai menerapkan prinsip-prinsip Injil dalam hidup mereka sendiri. Ini adalah waktu untuk mengembangkan iman dan keyakinan pribadi pada Yesus Kristus dan ajaran-ajaran Gereja.

Setelah seseorang telah belajar dan mengembangkan kesaksian pribadi, langkah selanjutnya adalah pembaptisan. Pembaptisan di Gereja Mormon dilakukan dengan pencelupan penuh ke dalam air, yang melambangkan penguburan kehidupan lama yang penuh dosa dan kebangkitan ke kehidupan baru di dalam Kristus. Ini adalah tata cara kudus yang dilakukan oleh seseorang yang memegang wewenang imamat Allah. Pembaptisan juga diikuti dengan penganugerahan karunia Roh Kudus, di mana anggota Gereja yang memegang imamat meletakkan tangan di atas kepala orang yang dibaptis dan memberkati mereka untuk menerima Roh Kudus sebagai teman yang konstan. Roh Kudus ini dianggap sebagai sumber bimbingan, penghiburan, dan wahyu pribadi. Pembaptisan dan penganugerahan karunia Roh Kudus adalah pintu gerbang untuk menjadi anggota resmi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dan merupakan langkah penting dalam perjalanan Injil seseorang. Ini adalah komitmen publik dan pribadi untuk mengikuti Yesus Kristus dan menaati perintah-perintah-Nya sepanjang hidup.

Bergabung dengan Gereja Mormon bukan hanya tentang menerima keyakinan, tetapi juga tentang menjadi bagian dari sebuah komunitas yang aktif dan mendukung. Anggota baru akan disambut ke dalam lingkungan atau cabang lokal mereka, di mana mereka akan menemukan dukungan dari sesama anggota, kesempatan untuk melayani, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan Gereja. Mereka diharapkan untuk terus belajar dari kitab suci, menghadiri pertemuan Gereja, dan berusaha hidup sesuai dengan standar Injil. Ini adalah perjalanan seumur hidup untuk tumbuh dalam iman, mengembangkan karakter yang seperti Kristus, dan berupaya kembali hidup di hadirat Allah. Mereka percaya bahwa dengan bertahan sampai akhir dalam kesetiaan, anggota akan menerima berkat-berkat kekal. Jadi, proses bergabung dengan Gereja Mormon adalah sebuah komitmen suci yang mengubah hidup, dimulai dengan pembelajaran dan iman, dilanjutkan dengan tata cara pembaptisan, dan didukung oleh komunitas yang penuh kasih. Ini adalah undang-undang untuk maju di jalan perjanjian dan menemukan sukacita abadi yang datang dari mengikuti Yesus Kristus. Ini adalah panggilan untuk kehidupan yang bertujuan dan bermakna.